Manado, 25 Juni
2021 Direktur Program Interfaith
Rainforest Initiative (IRI) Indonesia, Dr. Hanafi Guciano Ph.D bersama Peter Lesmana Penasehat IRI dari
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dan Ws. Liem Liliany Lontoh
rohaniwan Khonghucu yang juga Ketua Hubungan Antar Lembaga dan Lintas Agama MATAKIN
mengadakan kunjungan ke Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin) Manado sekaligus menyerahkan buku “Panduan Manusia, Hutan
dan Perubahan Iklim dalam Perspektif Agama Khonghucu” dan “Buku Khotbah, Manusia, Hutan dan
Perubahan Iklim dalam perspektif
Khonghucu”
kepada Js. Ir. Riano Baggy Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin)
Prov. Sulawesi Utara dan Js. Jemmy Wong sebagai perwakilan Makin Manado.
Hanafi Guciano mengatakan, bahwa menjaga kelestarian
alam, seperti mencegah deforestasi, merupakan bentuk rasa syukur terhadap
ciptaan Tuhan. IRI merupakan prakarsa perlindungan hutan lintas agama dunia bekerjasama
dengan UNEP dan Religion for Peace yang saat ini memiliki program di 5 negara
yakni Kongo, Indonesia, Kolumbia, Peru dan Brasil. Fokus kegiatan IRI berupa
peningkatan pengetahuan kelompok agama akan isu kerusakan hutan berupa kampanye
dan pelatihan di daerah yang sangat tinggi kerusakan hutannya dan
pengaktualisasian ajaran agama dengan mengajak umat beragama yang sekaligus
memberdayakan masyarakat adat untuk melindungi hutan tropis.
Di Indonesia, IRI saat ini didukung oleh majelis agama seperti MUI, Muhammadiyah, NU, PGI, KWI, Permabudi, PHDI, Matakin dan 3 LSM (CSF, AMAN, Econusa) serta akademisi dari IPB dan UNAS. tropis adalah paru-paru dunia yang kian hari kondisinya semakin memprihatinkan akibat maraknya pembalakan liar, pembakaran hutan, eksploitasi sumber energi yang berlebihan, hingga praktik membuang sampah sembarangan. Semuanya itu merupakan bagian dari pemicu kerusakan lingkungan. Untuk itu diperlukan peran pemuka agama untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
IRI memprakarsai
perlindungan hutan bagi semua pemimpin
agama dan komunitas agama untuk bekerja bersama bahu membahu dengan masyarakat
adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi melindungi hutan
tropis dan melindungi masyarakat adat sebagai penjaga hutan.
Rohaniwan dan umat Khonghucu di Manado menyatakan kesiapannya untuk menjaga alam terutama hutan tropis, agar terhindar dari dampak buruk penggundulan hutan dan perubahan iklim dengan lebih banyak memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di Sulawesi Utara khususnya di kota Manado.
Tanggal 27 Juni Ws. Liem Liliany bersama Js. Riano Baggy dan beberapa umat dari Manado melaksanakan kunjungan ke Makin Bitung untuk mensosialisasikan kelestarian lingkungan alam khususnya hutan tropis dan memberikan buku “Panduan Manusia, Hutan dan Perubahan Iklim dalam Perspektif Agama Khonghucu” dan “Buku Khotbah Manusia, Hutan dan Perubahan Iklim dalam perspektif Khonghucu” kepada perwakilan Makin Bitung Js. Elvie Liando.
Tanggal 01 Juli
2021 Ws. Liem Liliany Lontoh bersama Riano Baggy Ketua Matakin Sulawesi Utara
dan Cherryl Limindah melakukan kunjungan ke kantor Walikota Manado dan
berdialog dengan Bpk Andrei Angouw Walikota Manado untuk meminta masukan,
arahan dan dukungan program IRI agar dapat dilaksanakan di kota Manado. MATAKIN
bekerja sama dengan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) mengusulkan adanya
Deklarasi Perlindungan hutan oleh tokoh-tokoh agama, tokoh adat dan tokoh
masyarakat se kota Manado. IRI pemrakarsa lintas agama di 5 negara termasuk
Indonesia, khusus negara-negara yang memiliki dan terancam kelestarian hutan
untuk generasi berikutnya. IRI mengajak
umat beragama terlibat untuk membantu peran pemerintah dan LSM yang dirasa
belum efektif. Saat ini IRI sudah mempunyai cabang di Riau, Kaltim dan Papua
Barat, diharapkan Sulut juga bisa ada
cabang di Manado. Andrei Angouw Walikota
Manado menyambut positif usulan dari Interfaith Rainforest Initiative (IRI)
yang disampaikan Ws. Liem Liliany Lontoh dan langsung mengarahkan Js. Riano
Baggy yang tergabung dalam kepengurusana BKSUA untuk menindaklanjuti usulan
tersebut.
IRI Indonesia
sebagai aliansi lintas agama yang berupaya membawa urgensi moral dan
kepemimpinan berbasis agama berupaya mengakhiri penggundulan hutan tropis. IRI
sendiri menyediakan platform bagi para pemimpin agama untuk bekerja
bahu-membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, organisasi masyarakat sipil,
dan dunia usaha dalam aksi-aksi yang melindungi hutan tropis. Sebelum pertemuan
berakhir diserahkan 2 bh buku “Panduan Manusia, Hutan dan Perubahan Iklim dalam
Perspektif Agama Khonghucu” dan “Khotbah
Manusia, Hutan dan Perubahan Iklim dalam perspektif Khonghucu “, setelah itu dilakukan foto bersama.
Tanggal 04 Juli 2021 Matakin Provinsi Sulut bersama Makin Manado, Makin Bitung dan Amurang melaksanakan sosialisasi di Kota Tomohon di wilayah perkebunan milik Tham Ko Liang alias Steven Paendong, salah satu umat Makin Manado yang telah menyerahkan lahan tersebut untuk digunakan Makin Manado melaksanakan kegiatan. Suasana terasa sangat berbeda karena sosialisasi dilaksanakan di alam terbuka. Bersama dapat merasakan langsung keindahan alam hasil ciptaan Tian, menghirup udara segar dan semua terasa sangat natural. Keindahan alam seperti ini jangan sampai dirusak oleh keserakahan, kecerobohan dan kelalaian manusia. Menjaga kelestarian alam Indonesia adalah tugas kita bersama, agar kelak, anak-cucu kita tetap dapat menikmati hasil dari sumber alam dan melihat keindahan alamnya. Berinteraksi, mengenali, dan menikmati keindahan alam, menyadarkan kita untuk terus menjaga, melindungi dan merawat kelestarian alam Indonesia.