​​​SEJARAH TAHUN BARU IMLEK/KONGZILI

SEJARAH TAHUN BARU IMLEK/KONGZILI

Oleh : Ws. Chandra Wilantara

Yang mendasari perhitungan kalender Imlek/Kongzili adalah sebuah sistem kalender yang pertama kali diciptakan oleh Huang Di (Kaisar Kuning), 2698-2596 SM. Berdasarkan catatan sejarah, Huang Di adalah Raja sekaligus Nabi Purba Ru Jiao (agama Khonghucu) yang ketiga sesudah Nabi purba Fu Xi (2953-2838 SM) dan Shen Nong (2838-2698 SM), yang memerintah/memimpin Tiongkok pada waktu itu.

Berbicara tentang kalender, mau tidak mau kita harus bicara tentang astronomi. Beliau (Huang Di) adalah seorang ahli astronomi pada jamannya. Sistem kalender yang diciptakan beliau berdasarkan kepada 陰陽五行 (yin yang wu xing) atau negatif positif dan lima unsur/elemen.

Yin dan yang atau negatif dan positif diwakili oleh Bulan dan Matahari, sedangkan lima unsur/elemen adalah 火 huo (api), 水 shui (air), 木 mu (kayu), 金 jin (logam) dan 土 tu (tanah). Setiap unsur juga terdiri dari elemen positif dan negatif.

Kelima unsur itu juga dapat disebut 五星 (wu xing), lima bintang/planet di dalam tata surya yang sangat besar pengaruhnya terhadap bumi kita, disamping bulan dan matahari.

Kelima planet tersebut yaitu, Mars mewakili unsur api, Merkurius mewakili unsur air, Jupiter mewakili unsur kayu, Venus mewakili unsur logam dan Saturnus mewakili unsur tanah.

Penanggalan ciptaan Huang Di ini disebut juga kalender Xia, karena yang menggunakan pertama kali adalah dinasti Xia (2205-1766 SM); juga disebut Nong Li (kalender petani), karena sesuai dengan peredaran musim, yang berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari (Yangli).

Kalender ini sangat berguna dan menguntungkan petani, karena saat itu mayoritas rakyat hidup dari bercocok tanam.

Jadi pada mulanya kalender Xia adalah Yangli (kalender matahari), baru kemudian disesuaikan dengan peredaran bulan mengelilingi bumi (Yinli), sehingga kemudian terjadilah kesalah kaprahan disebut kalender Yinli (Imlek, dialek Hokkian).

Kalender Xia diciptakan berdasarkan 24 patokan waktu (二十四節氣, er shi si jie qi), seperti yang tersurat di dalam kitab Li Ji IVD Yue Ling lll.


Hari pertama menurut kalender Xia dimulai saat Li Chun, 4 Februari (±1 hari).

Kalender ini tidak menggunakan angka seperti sekarang ini; tetapi memakai karakter dari komponen 天幹, Tian Gan (batang langit) yang terdiri dari 10 karakter dan 地支, Di Zhi (cabang bumi) yang terdiri dari 12 karakter. Ke sepuluh batang langit tersebut yakni, 甲 / jia, 乙/yi, 丙/bing, 丁/ding, 戊/wu, 己/ji, 庚/geng, 辛/xin, 壬/ren, 癸/gui.

Sedangkan ke dua belas cabang bumi yaitu : 子/zi, 醜/chou, 寅/yin, 卯/mao, 辰/chen, 巳/si, 午/wu, 未/wei, 申/shen, 酉/you, 戌/xu, 亥/hai.

Pada prinsipnya kalender ini berdasarkan Yin Yang Wu Xing (positip negatip dan lima unsur/elemen), seperti telah diuraikan diatas.

Lima unsur tersebut adalah: kayu, api, tanah, logam dan air. Tian Gan dan Di Zhi mewakili lima unsur tersebut.

Jia adalah kayu+, yi adalah kayu-, bing adalah api+, ding adalah api-, wu adalah tanah+, ji adalah tanah-, geng adalah logam+, xin adalah logam-, ren adalah air+, gui adalah air- .

Di Zhi (cabang bumi) juga merupakan 12 shio: Zi (tikus), Chou (kerbau), Yin (macan), Mao (kelinci), Chen (naga), Si (ular), Wu (kuda), Wei (kambing), Shen (monyet), You (ayam), Xu (anjing), Hai (babi). Kedua belas shio ini juga mawakili lima unsur yaitu: tikus=air+ , kerbau=tanah- , macan=kayu+ , kelinci=kayu- , naga=tanah+ , ular=api- , kuda=api+ , kambing=tanah- , monyet=logam+ , ayam=logam- , anjing=tanah+ , babi=air- .

Penyebutan nama tahun, bulan, hari maupun jam pada kalender Xia ini tidak menggunakan angka seperti yg telah digunakan saat ini; melainkan merupakan gabungan dari Tian Gan dan Di Zhi, maka kalender ini juga sering disebut kalender Gan Zhi atau Jia Zi, Jia adalah karakter pertama dari Tian Gan dan Zi adalah karakter pertama dari Di Zhi. Mengapa saya menggunakan istilah karakter dan bukan hurup? Karena kalau diartikan, masing2 hurup dari Tian Gan dan Di Zhi artinya tidak sesuai dengan arti yg sebenarnya.

Contoh nama2 tahun di dalam kalender Xia, dimulai dari 甲子, jia zi dan diakhiri dengan 癸亥, gui hai. Dari 甲子 sampai 癸亥 disebut satu periode yg merupakan siklus 60 tahun yg disebut 六十甲子, liu shi jia zi (lak cap ka ci, dialek hokkian). Jika perhitungan tahun telah mencapai tahun gui hai (癸亥年) maka siklus akan kembali ke tahun jia zi (甲子年)


Tahun 2569 Imlek/Kongzili adalah tahun anjing tanah, 戊戌年 (wu xu nian) dan tahun baru kongzili yang akan datang (2570) adalah tahun babi tanah, 己亥年 (ji hai nian) yg jatuh pada tg 5 Februari 2019.

Berdasarkan catatan sejarah, terutama kitab-kitab suci Ru Jiau, perhitungan Tahun Baru Imlek yang kita gunakan sampai saat ini yang telah ber-angka tahun 2570 pada tahun baru yg segera tiba, dimulai penggunaannya pada jaman dinasti Han (206 SM-220 M), tepatnya pada saat pemerintahan Kaisar Han Wu Di (140-86 SM).

Dinasti He/Xia menetapkan Tahun Barunya pada saat Kian Ien/Jian Yin, 建寅 (saat kejadian manusia), saat Li Chun (4 Februari, Cia Gwee/Zheng Yue) seperti sekarang ini. Seperti yang tersurat di dalam kitab Li Ji IVA.1.10,13.


Perhitungan tahun baru Imlek/Kongzili yang digunakan oleh umat Khonghucu pada khususnya dan masyarakat Asia Timur pada umumnya, bahkan yg telah tersebar ke seluruh dunia, yang mana saat Tahun barunya adalah 正月初一, zheng yue chu yi (1 Cia Gwee), yaitu saat antara 大寒, da han (21 Januari) sampai 雨水, yu shui (19 Februari).

Keputusan kaisar dinasti Han yg didukung oleh tokoh-tokoh agama Khonghucu/Rujiao yang sangat berpengaruh dalam pemerintahan dinasti Han ini adalah berdasarkan Sabda Nabi Khongcu yang terdapat di dalam kitab Lun Gi jilid XV : 11 (Gan Yan bertanya, bagaimana mengatur pemerintahan. Nabi bersabda, "Pakailah penanggalan dinasti He/Xia").

Mengapakah Nabi Khongcu sampai mengucapkan sabda itu dan bagaimanakah Raja Han Bu Tee/Han Wu Di sampai menetapkan sebagai penanggalan resmi?

Nabi Khongcu yang hidup pada jaman dinasti Zhou (1122-255 s.M) merasakan bahwa sistem penanggalan yang dipakai dinasti Zhou itu kurang sesuai untuk kepentingan rakyat banyak yang hidup sebagai petani, yang tahun barunya ditetapkan dengan hari Tangcik/Dongzhi (pertengahan musim dingin).

Pada jaman dahulu menjadi tradisi setiap pergantian dinasti menggunakan sistem penaggalan yang lain. Perbedaan penanggalan ini terutama adalah mengenai saat Tahun Barunya.

Pada waktu dinasti Xia runtuh dan digantikan oleh dinasti Shang/Yin (1766-1122) menetapkan Tahun Barunya pada saat Kian Thio/Jian Chou, 建醜 (saat kejadian bumi), yaitu saat Cap Ji Gwee/shi er yue, 十二月 yang sekarang ini.

Saat dinasti Zhou berkuasa, perhitungan Tahun Barunya dimajukan sebulan lagi yaitu saat Kian Cu/Jian Zi, 建子 (saat kejadian langit) yaitu Cap It Gwee/Shi Yi Yue, 十一月 atau tepatnya saat Tangcik (22 Desember).

Di dalam penghidupan rakyat jelata pada jaman dahulu penetapan saat Tahun Baru memegang peranan penting karena penetapan itu menjadi pedoman mereka menyiapkan pekerjaan di tahun mendatang. Pada jaman kuno itu tidak ada catatan penanggalan yang dimiliki oleh rakyat sendiri, karena tidak ada alat2 tulis seperti sekarang. Mereka menanti saat datangnya Tahun Baru dari petugas kerajaan yang setiap tahun baru memberitakan maklumat2 raja. Di dalam kitab Su King/Shu Jing (lll.lV.ll.3), bagian kitab dinasti Xia tertulis: "Tiap tahun pada saat datang permulaan musim semi (Meng Chun, 孟春) diperintahkan orang dengan membawa Bok Tok/Mu Duo, 木鐸 (Genta logam yang dipukul dengan kayu) berjalan sepanjang jalan."(untuk menyampaikan amanat2 itu). Sebagaimana kita ketahui Dinasti Xia menetapkan Tahun Barunya pada saat menjelang musim semi. Demikian pula dinasti Shang yang menetapkan tahun barunya pada akhir musim dingin/Ji Dong, 季冬 dan dinasti Zhou menetapkan tahun barunya pada pertengahan musim dingin/Zhong Dong, 中冬 atau Dong Zhi, 冬至 (tibanya musim dingin). Maka mereka akan mengutus orangnya juga pada bulan yang sesuai dengan penetapannya itu.

Dapat kita simpulkan Dinasti Xia jauh lebih bijaksana karena berita datangnya tahun baru tepat sebagai perintah segera menyiapkan pekerjaan untuk tahun mendatang. Sedang dinasti Shang dan Zhou rakyat masih harus menanti satu-dua bulan melewatkan musim dingin.

Nabi Khongcu yang sepanjang hidupnya mencurahkan perhatiannya untuk kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat, maka dapat kita pahami mengapa beliau bersabda kepada Gan Hwee/Yan Hui, 顏回 tentang pemerintahan yang baik dianjurkan menggunakan penanggalan dinasti Xia.

Terhadap amanat Nabi itu sudah barang tentu tidak ada raja atau rajamuda-rajamuda dinasti Zhou yang mau menerimanya, karena penanggalan adalah lambang suatu dinasti.

Benar kemudian dinasti Zhou runtuh pada th 255 s.M dan berdiri dinasti Qin (255-206 s.M) yang juga mengganti sistem penanggalannya, tetapi saat tahun barunya justru dimajukan sebulan lagi, menjadi Cap Gwee/Shi Yue, 十月 yang sekarang.

Dinasti Qin tidak lama berkuasa, baru sampai pada kaisar yang kedua, Er Shi Huang Di, 二世皇帝 dinasti Qin ditumbangkan oleh seorang pemberontak dari negara Chu yang bergelar Chu Ba Wang bersama rekannya yang bernama Liu Bang. Setelah musnahnya dinasti Qin, terjadi pertengkaran antara 2 pemimpin pemberontak itu. Chu Ba Wang akhirnya kalah dan berdirilah Dinasti Han dengan Liu Bang sebagai rajanya yang bergelar Han Gao Zu.

Raja-raja dinasti Han nampaknya mula-mula selalu sibuk dengan urusan-urusan militer maka mengenai mengenai perubahan penanggalan dll urusan sipil tidak terlalu mendapat perhatian. Meskipun demikian terdapat suatu perbedaan besar antara dinasti Qin dan dinasti Han. Kalau pada jaman dinasti Qin umat dan tokoh2 agama Khonghucu menderita penganiayaan dan dikejar-kejar tetapi pada jaman dinasti Han mereka mendapat kedudukan yang baik. Kalau pada jaman dinasti Qin sampaipun kitab2 suci kita diperintahkan dibakar dan dimusnahkan, tetapi pada jaman dinasti Han pemerintah membantu pengumpulannya kembali dengan didirikannya jawatan2 khusus untuk keperluan itu. Bahkan pada jaman Raja Han Wu Di (140-86 s.M) agama Khonghucu ditetapkan menjadi agama negara. Sistem ujian negara untuk mengganti sistem keturunan bagi jabatan2 penting yang sesuai dengan jiwa ajaran Nabi Khongcu dilaksanakan, dengan mata pelajaran dasar adalah kitab2 suci kita. Pada tahun 104 s.M. sistem penanggalan yang disabdakan Nabi Khongcu yaitu yang menggunakan sistem penanggalan dinasti Xia diresmikan sebagai penanggalan negara, yang mana tahun kelahiran Nabi Khongcu dijadikan tahun pertama (0001) penanggalan tersebut yang kemudian terkenal dengan sebutan penanggalan Imlek/Kongzili. Demikianlah penggunaan sistem penanggalan dinasti Xia menjadi suatu lambang kemenangan perjuangan dan semangat umat Khonghucu di dalam mengembangkan ajaran Nabi Khongcu.

Semenjak jaman dinasti Han, meskipun dinasti yang satu runtuh diganti dengan dinasti yang lain, tetapi sistem penanggalan yang resmi di Tiongkok tidak pernah berubah sampai akhir dinasti Manchu/Manqing, 滿清 (1922) ketika sistem penanggalan resmi diubah menjadi Yang Lik (Masehi) oleh pemerintah Republik Tiongkok. Namun rakyat/masyarakat Asia Timur yang termasuk wilayah zone budaya Khonghucu, seperti : Korea, Jepang, Mongolia, Vietnam, Taiwan, Hongkong, juga Singapura, termasuk Indonesia yang beragama Khonghucu masih menggunakan penanggalan Imlek/Kongzili untuk keperluan ibadah, disamping menggunakan kalender Masehi tentunya.

Jadi kesimpulannya, perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada saat Zheng Yue Chu Yi (1 Cia Gwee) setiap tahunnya, baru mulai dilaksanakan sejak ditetapkannya kembali penggunaan pananggalan dinasti Xia oleh Kaisar Han Wu Di, yaitu pada th 104 s.M.

Karena beliau sangat menghormati Nabi Khongcu maka tahun kelahiran Nabi Khongcu (551 s.M.) dijadikan tahun pertama kalender Imlek/Khongzili. Maka Hari Raya Tahun Baru Imlek yang pada tahun ini jatuh bertepatan dengan tg 5 Februari 2019, menurut penanggalan Imlek/Kongzili adalah tg 1 Cia Gwee/Zheng Yue 2570 (2019+551).

BAGIKAN

Whatsapp Facebook Twitter