Peringatan dan perayaan
She Jit Kongco Hok Tek Ceng Sin di Hok Tek Bio Makin Pabuaran
Jumat, 8 Maret 2019
Xs. Budi Santoso Tanu Wibowo, ketua umum dewan rohaniwan Matakin pusat, beserta Ws. Budi Suniarto ketua harian Matakin Pusat dan nyonya berkenan hadir pada peringatan dan petayaan She Jit Kongco Hok Tek Ceng Sin di Hok Tek Bio Makin Pabuaran.
Nampak juga hadir umat dari Makin Cibinong Gunungsindur, Makin Gunungsindur, dan tamu undangan dari wilayah sekitar.
Sembayang dipimpin oleh Ws. Herman Priyadi didampingi Ws. Haryanto (ketua Maprov Jabar) dan Andi Wijaya (ketua Makin Pabuaran).
Seusai sembahyang, BST menyampaikan sambutan singkatnya.
Beliau mengutip apa yang disampaikan Lie Kwan Yu (Pedana Menteri Singapura)
"Kerharmonisan dunia tergangggu karena tarik menarik kepentingan antar agama. Lembaga agama saling berbut umat. Para tokoh agama seringkali berusaha meng-agamakan orang yang sebenarnya sudah memeluk agama."
"Idealnya.' Lanjut beliau, "para tokoh agama (rohaniwan) membina umat yang ada, bukan sibuk menarik narik umat lain."
"Jika masing masing agama sibuk membina umatnya, tentu tak ada lagi persoalan persaingan dan perebutan umat yang menimbulkan disharmonis pada hubungan antar agama."
Beliau menambahkan, bahwa Faktor yang paling pokok Kemajuan sebuah negara
adalah SDMnya, bukan sumber daya alamnya.
Buktinya, banyak negara dengan sumber daya alam yg kaya tetapi tidak menjadi salah satu negara maju.
Lalu, Sumber Daya Manusia (SDM) yang seperti apa yang bisa menjadi faktor SDM lebih unggul dibanding Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya?
Yaitu SDM yang punya pegangan "spritual" dan "daya juang" yang tinggi.
Ada ikon penting dalam komunitas orang Tionghoa terkait pegangan spiritual.
Orang Tionghoa begitu akrab dengan lima para suci menjadi sentral aktivitas spiritual mereka pada sebuah rumah ibadah.
1. Kwam Im
2. Tiang siang se mu
3. Kwan Kong
4. Hok Yek Ceng Sin
5. Zi Sheng Konngzi
Kwan Kong melambangkan keberanian.
Kwan Im melambangkan cinta/welas kasih
Hok Tek Ceng Sin melambangkan kearipan/bijaksanaan.
Beliau memberi sebuah analogi, bahwa ada anak dari keluarga kaya raya menjadi 'miskin' setelah orangtuanya tiada, sementara pembantu orangtua anak itu malah 'sukses'. Sebabnya jelas, bahwa sang pembatu banyak belajar dari orangtua anak itu, sementara sang anak dimanjakan dengan fasilitas.
BST juga menyinggung soal data umat Khonghucu di Indonesia.
Bahwa data statistik terbaru tercatat ada 136.000. umat Khonghucu di Jakarta. Data ini mengalahkan data statistik umat Khonghucu di seluruh Indonesia (data lama).
Terkait kebebasan umat Khonghucu di Indonesia paska reformasi, BST juga mengatakan alasan
kenapa umat Khonghucu yg sudah 20 th dibebaskan blom mucul 'gagah kepermukaan?
Karena ternyata, semangat untuk mendobrak lebih tinggi daripada semangat untuk maju.
Hal lain, BST juga menyinggung soal kepulangan Xs. Masari Saputra. "Percakapan saya dengan salah satu putri Xs. Masari (Dq. Juju) beliau menyampaikan satu ayat dari kitab I jing.
Kesempurnaan jgn dibandingkan, karena kesempurnaan setelah dibandingkan langsung tidak lagi sempurna."
BST menegaskan: "Maka jangan pernah membandingkan kesempurnaan yang dimiliki orang per orang."
Diujung sambutanya BST berpesan agar umat
Khonghucu bukan cuma punya semangat menyalahkan lilin, Tapi juga bisa menyalakan semangat maju dan bekerjasama.
Huang Yi Shang Di
Wei Tian You De
Shanzai
LENTERA KONFUSIANI
Media informasi, edukasi, dan komunikasi.
Matakin Kabupaten Bogor
2019.
By: Js. Gunadi Prabuki.