Ketua Harian MATAKIN Ajak Umat Khonghucu Sukseskan Program Vaksinasi Covid-19

MATAKIN-- Ketua harian MATAKIN, Ws. Budi Suniarto mendapatkan giliran vaksinasi Covid-19 pada pada Kamis pagi (25/2) bertempat di RS Dadi Keluarga Purwokerto. Pihaknya mengajak seluruh umat Khonghucu untuk menyukseskan program tersebut.

"Saya mengajak kepada seluruh umat Khonghucu di Indonesia supaya bersama-sama menyukseskan program vaksinasi guna memutus penyebaran virus Covid-19 di Indonesia ini," ungkapnya dalam video yang diunggah akun Instagram MATAKIN Pusat.

Sorenya, jurnalis MATAKIN melakukan wawancara kepada Ws. Budi Suniarto melalui pesan WhatsApp. Pihaknya menceritakan awal mula dirinya mendapat vaksinasi.

"Awalnya MATAKIN mendapat tugas untuk mendata Rohaniwan seluruh Indonesia oleh Kapusbimdik yang mana Kapusbimdik mendapat tugas dari Kemenkes. Maka kami segera melakukan pendataan terhadap rohaniwan usia di bawah 60 tahun dan di atas 18 tahun sesuai prosedur pemerintah," lanjutnya.

Kemudian lanjutnya, setelah menunggu kurang dua minggu, pihaknya dihubungi oleh anggota MAKIN Purwokerto. "Kebetulan saya juga merupakan dewan ahli FKUB Kabupaten Banyumas, kemudian disampaikan bahwa dari agama Konghucu diminta 20 rohaniwan dan tokoh agama yang seringkali melayani umat Konghucu yang ada di Banyumas," lanjut pria itu.

Pihaknya memilih 20 nama yang aktif dalam bidang pelayanan untuk turut divaksin bersamanya. "Jadi jam 8 kami sudah standby. Jadi kami dilayani pada kloter pertama, kami harus melewati beberapa tahapan-tahapan," lanjutnya.

Tahapan pertama jelas pria itu, tahap pendaftaran untuk memastikan bahwa usia peserta vaksinasi memang masuk. Beberapa orang tidak diikutkan karena usianya belum genal 18 tahun. "Justru informasinya sudah berubah. Kalau dulu di bawah 60 tahun sekarang di atas 60 tahun juga boleh divaksin. Yang tidak boleh justru di bawah 18 tahun," terangnya.

Tahap kedua lanjut dia, screening kesehatan. Pada tahap ini, peserta akan ditanyakan memiliki riwayat penyakit apa saja, kemudian di tensi darahnya dan diukur kadar saturasi oksigen dengan oximeter.

"Setelah selesai, selanjutnya kami masuk ke dalam sebuah ruangan yang lebih steril dan dingin. Disitulah vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkannya di lengan sebelah kiri,"


Ws. Budi Suniarto saat divaksin

Penyuntikan Itu menurut dia, dilakukan secara otomatis dan hanya memakan waktu sekitar tiga menit. Setelah itu, peserta vaksinasi masuk ke dalam sebuah ruangan tunggu selama 30 menit untuk memastikan bahwa tidak ada reaksi.

"Sepanjang kami tadi menunggu dari awal sampai saat kami pulang, tidak ditemukan adanya efek samping yang dirasakan oleh peserta vaksin yang bersama dengan kami," lanjutnya.

Ws. Budi mengajak kepada umat Khonghucu di Indonesia supaya tidak ragu untuk divaksin, "Jangan mendengarkan suara-suara orang-orang yang tidak mendasar pemerintah Indonesia mengambil langkah itu mestinya sudah dengan pertimbangan matang,"

Terakhir pihaknya menjelaskan, dalam ayat ajaran agama Khonghucu dituliskan bahwa seorang susilawan mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan. "Yang ingin dicapai melalui vaksinasi ini merupakan kepentingan umum yang harus didukung sepenuhnya oleh seluruh umat Konghucu," pungkasnya. (Vina)


BAGIKAN

Whatsapp Facebook Twitter