Sekilas tentang sembahyang King Hoo Ping
Upacara sembahyang King Hoo Ping dilaksanakan setiap akhir bulan 7 Kongzi Li / Imlek / YinYang li atau sekitar bulan 8 atau bulan 9 penanggalan Masehi. Sembahyang King Hoo Ping ini telah lama dilakukan oleh umat Khonghucu (pada jaman dahulu dikenal dengan nama Ru Jiao), yaitu sejak jaman baginda Sin Thong (sekitar abad 18 s.M).
Berbicara tentang persembahyangan sakral yang dilakukan oleh umat Khonghucu, di dalam tata agama dijelaskan bahwa sembahyang yang biasa dilakukan setiap bulan tujuh itu, adalah merupakan salah satu bentuk persembahyangan Kehadirat Tian Yang Maha Pengasih, yang ditujukan bagi para arwah leluhur dan para arwah sahabat atau arwah umum, arwah segenap umat untuk ketenangan dan kedamaian mereka di alam Sian Tian (alam setelah mereka meninggal dunia di dalam kehidupannya sebagai roh atau arwah). Untuk sembahyang ini dibuatkan altar khusus, dihalaman kelenteng / Kong Miao atau diruang khusus atau di rumah abu umum atau Tiong Ting. Persembahyangan di Kelenteng / Kong Miao atau Bio sering disebut juga sembahyang rebutan.
Tidak berbeda jauh, hal yang sama pun dilakukan juga oleh MAKIN Boen Bio pada hari Minggu, 13 September 2015, acara sembahyang King Hoo Ping ini pun bukan hanya dilakukan prosesi sembahyang, tetapi juga pembagian Sembilan bahan pokok (sembako) kepada warga, pada gambar terlihat Ws. Ongky Setio Koncono (Ketua Bidang Agama) sedang membagikan sembako kepada warga sekitar.
Acara sembahyang King Hoo Ping dan pembagian sembako kepada masyarakat sekitar ini pun turut dihadiri Walikota Surabaya Ibu Risma Trimaharini dan juga anggota FKUB Kota dari beberapa Unsur Agama.